Analisis Sentimen: Kerangka Desain, Aplikasi, dan Prospek Masa Depan

Syahroni Wahyu Iriananda
11 min readNov 1, 2023

--

Sebuah catatan kecil terhadap artikel ilmiah berikut ini:

Main Focus

Fokus utama dari artikel ini adalah analisis sentimen. Artikel ini memberikan survei mengenai kerangka desain, aplikasi, dan prospek masa depan analisis sentimen. Artikel ini membahas berbagai modul, teknik, algoritma, dan faktor-faktor yang terkait dengan desain model analisis sentimen yang efektif. Artikel ini juga mengeksplorasi latar belakang dan tingkat granularitas analisis sentimen, metrik kinerja untuk mengevaluasi model analisis sentimen, dan aplikasi potensial analisis sentimen berdasarkan berbagai jenis data. Selain itu, artikel ini menyoroti prospek penelitian masa depan dalam analisis sentimen dan menyimpulkan dengan menekankan pentingnya analisis sentimen dalam menganalisis data teks dan meningkatkan proses pengambilan keputusan.

Sementara itu pada artikel yang lain fokus utamanya adalah untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang perkembangan terbaru dalam analisis sentimen, termasuk teknik prapemrosesan, metode ekstraksi fitur, teknik klasifikasi, kumpulan data yang banyak digunakan, dan hasil eksperimen. Artikel ini juga membahas tantangan yang ditimbulkan oleh kumpulan data analisis sentimen dan membahas beberapa keterbatasan dan prospek penelitian masa depan analisis sentimen

Factors that influence the performance of a sentiment analysis model?

Menurut artikel, beberapa faktor memengaruhi kinerja model analisis sentimen. Faktor-faktor ini meliputi:

  1. Ekstraksi kata-kata yang relevan dengan sentimen: Akurasi analisis sentimen tergantung pada ekstraksi efektif kata-kata yang mengungkapkan sentimen atau opini. Pemilihan kata kunci dan relevansinya dengan domain atau konteks tertentu sangat penting.
  2. Klasifikasi sentimen yang tepat: Model analisis sentimen perlu mengklasifikasikan sentimen dengan akurat sebagai positif, negatif, atau netral. Proses klasifikasi harus mempertimbangkan nuansa dan konteks teks untuk menghindari kesalahan penafsiran.
  3. Dataset: Kualitas dan struktur dataset yang digunakan untuk pelatihan dan pengujian model analisis sentimen berdampak signifikan pada kinerjanya. Dataset harus representatif, beragam, dan relevan dengan domain atau aplikasi tertentu.
  4. Pembersihan data: Pra-pemrosesan dan pembersihan dataset dengan menghapus noise, informasi yang tidak relevan, atau inkonsistensi dapat meningkatkan kinerja model analisis sentimen.
  5. Teknik pemrosesan bahasa: Penggunaan teknik pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) yang sesuai, seperti stemming, lemmatization, atau part-of-speech tagging, dapat meningkatkan akurasi analisis sentimen dengan meningkatkan pemahaman teks.
  6. Spesifik domain: Model analisis sentimen perlu disesuaikan dengan domain atau konteks tertentu untuk mempertimbangkan bahasa, istilah khusus, atau ekspresi sentimen yang spesifik dalam domain tersebut. Model generik mungkin tidak berperforma baik dalam aplikasi yang bersifat domain-spesifik.
  7. Penanganan negasi: Model analisis sentimen harus mampu menangani negasi secara efektif. Negasi dapat mengubah polaritas sentimen, dan model harus mempertimbangkan nuansa bahasa semacam itu.
  8. Pemahaman kontekstual: Model analisis sentimen harus mempertimbangkan konteks di mana sentimen dinyatakan. Kata atau frasa yang sama dapat memiliki sentimen yang berbeda berdasarkan konteks, dan model harus mampu menangkap informasi kontekstual ini.
  9. Evaluasi kinerja: Pemilihan metrik evaluasi kinerja yang sesuai, seperti presisi, recall, akurasi, atau skor F1, sangat penting untuk menilai kinerja model analisis sentimen dengan tepat.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini dan mengatasi tantangan yang ada, dapat menghasilkan pengembangan model analisis sentimen yang lebih efisien dan akurat.

Potential application areas of sentiment analysis mentioned in the article?

Artikel tersebut menyebutkan beberapa area aplikasi potensial dari analisis sentimen berdasarkan konten data. Beberapa area aplikasi ini meliputi:

  1. Umpan balik e-commerce: Analisis sentimen dapat digunakan untuk menganalisis umpan balik dan ulasan produk dari pelanggan. Ini dapat membantu dalam analisis produk, analisis pesaing, pelacakan merek, manajemen reputasi, dan layanan pelanggan.
  2. Analisis media sosial: Analisis sentimen dapat diterapkan untuk menganalisis sentimen yang diungkapkan dalam tweet, posting Facebook, komentar YouTube, dan konten media sosial lainnya. Ini dapat digunakan untuk mengukur pendapat publik, melacak tren, dan memahami sentimen pengguna terhadap topik atau peristiwa tertentu.
  3. Ulasan film: Analisis sentimen dapat digunakan untuk menganalisis ulasan, blog, tweet, dan komentar Facebook yang terkait dengan film. Ini dapat membantu dalam menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah film, merancang sistem rekomendasi film, dan meningkatkan strategi periklanan berdasarkan umpan balik penonton.
  4. Prediksi pasar saham: Analisis sentimen dapat diterapkan untuk menganalisis sentimen yang diungkapkan dalam tweet, komentar Facebook, atau video YouTube yang terkait dengan pasar saham. Ini dapat membantu dalam memprediksi pergerakan pasar saham, mengidentifikasi saham potensial, dan membuat keputusan investasi yang terinformasi.
  5. Analisis pendapat publik: Analisis sentimen dapat digunakan untuk menganalisis sentimen publik terhadap masalah politik, layanan publik, atau kebijakan pemerintah. Ini dapat membantu dalam memahami pendapat publik, mengukur dampak kebijakan, dan membuat keputusan berdasarkan data.
  6. Manajemen bencana: Analisis sentimen dapat diterapkan untuk menganalisis sentimen yang diungkapkan dalam media sosial selama bencana atau keadaan darurat. Ini dapat membantu dalam mengidentifikasi informasi penting, mendeteksi ancaman potensial, dan memfasilitasi respons dan pengambilan keputusan yang cepat.

Ini hanya beberapa contoh dari area aplikasi potensial analisis sentimen yang disebutkan dalam artikel. Analisis sentimen dapat diterapkan dalam berbagai domain dan industri di mana pemahaman sentimen atau pendapat publik penting untuk proses pengambilan keputusan.

Level Obyek Analisis Sentimen

https://link.springer.com/article/10.1007/s10462-022-10144-1

Artikel tersebut membahas berbagai tingkat granularitas atau implementasi dalam analisis sentimen dan aplikasi potensialnya. Berikut beberapa contoh tingkat granularitas dan aplikasi yang sesuai:

  1. Analisis sentimen tingkat dokumen (Document Level): Tingkat ini fokus pada menganalisis sentimen atau pendapat keseluruhan yang terdapat dalam sebuah dokumen. Ini dapat diterapkan dalam bidang seperti ulasan film, analisis umpan balik produk, atau menganalisis sentimen dalam artikel berita.
  2. Analisis sentimen tingkat kalimat atau frasa (Sentence/Phrase Level): Tingkat ini melibatkan analisis sentimen atau pendapat yang dinyatakan dalam kalimat atau frasa individu dalam sebuah dokumen. Ini dapat digunakan dalam analisis sentimen posting media sosial, ulasan pelanggan, atau menganalisis sentimen dalam pesan teks singkat.
  3. Analisis sentimen tingkat kata: Tingkat ini berfokus pada menganalisis sentimen atau polaritas kata-kata individu dalam sebuah dokumen. Ini dapat diterapkan dalam analisis sentimen untuk terminologi atau kata kunci tertentu, analisis sentimen terhadap hashtag media sosial, atau menganalisis sentimen dalam pesan teks singkat.
  4. Analisis sentimen tingkat aspek atau entitas: Tingkat ini melibatkan identifikasi dan analisis sentimen atau pendapat yang dinyatakan terhadap aspek atau entitas tertentu dalam sebuah dokumen. Ini dapat digunakan dalam menganalisis sentimen terhadap berbagai fitur produk, analisis sentimen ulasan pelanggan untuk atribut tertentu, atau analisis sentimen pendapat terhadap berbagai aspek suatu acara.
  5. Analisis sentimen tingkat konsep: Tingkat ini bertujuan untuk memahami sentimen atau pendapat yang terkait dengan konsep atau topik tertentu dalam sebuah dokumen. Ini dapat diterapkan dalam analisis sentimen diskusi media sosial tentang topik tertentu, analisis sentimen pendapat terhadap konsep tertentu dalam ulasan pelanggan, atau analisis sentimen pendapat terhadap tema-tema tertentu dalam artikel berita.
  6. Analisis sentimen tingkat pengguna: Tingkat ini mempertimbangkan sentimen atau pendapat yang dinyatakan oleh pengguna individu atau kelompok pengguna. Ini dapat digunakan dalam menganalisis sentimen dalam percakapan media sosial, analisis sentimen pendapat yang dinyatakan oleh kelompok pengguna tertentu, atau analisis sentimen pendapat yang dinyatakan oleh pengguna berpengaruh.
  7. Analisis sentimen tingkat klausa: Tingkat ini fokus pada menganalisis sentimen atau pendapat yang dinyatakan dalam klausa atau frasa individu dalam sebuah kalimat. Ini dapat diterapkan dalam analisis sentimen kalimat kompleks, analisis sentimen pendapat yang dinyatakan dalam dokumen hukum, atau analisis sentimen pendapat yang dinyatakan dalam makalah akademik.

Tingkat granularitas dalam analisis sentimen ini memungkinkan pemahaman yang lebih rinci dan nuansed terhadap sentimen atau pendapat yang dinyatakan dalam data teks, dan aplikasinya dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebutuhan spesifik.

Pendekatan yang digunakan dalam Sentiment Analysis

https://link.springer.com/article/10.1007/s10462-023-10442-2

Terdapat beberapa pendekatan dalam analisis sentimen, masing-masing dengan teknik dan metodologi tersendiri. Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan:

  1. Pendekatan berbasis leksikon (Lexicon Based): Pendekatan ini mengandalkan leksikon atau kamus sentimen yang berisi kata-kata atau frasa yang dianotasi dengan polaritas sentimen (positif, negatif, atau netral). Sentimen teks ditentukan dengan mencocokkan kata-kata dalam teks dengan entri dalam leksikon dan menggabungkan nilai sentimen mereka.
  2. Pendekatan pembelajaran mesin (Machine Learning): Pendekatan ini melibatkan pelatihan model pembelajaran mesin pada dataset yang telah dilabeli untuk mengklasifikasikan sentimen teks. Berbagai algoritma pembelajaran mesin, seperti Naive Bayes, Mesin Dukungan Vektor (SVM), Hutan Acak, atau Jaringan Saraf Tiruan, dapat digunakan untuk klasifikasi sentimen. Model ini mempelajari pola dan fitur dari data yang telah dilabeli untuk membuat prediksi pada teks baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
  3. Pendekatan hybrid (Lexicon & Machine Learning) : Pendekatan ini menggabungkan teknik berbasis leksikon dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan akurasi analisis sentimen. Metode berbasis leksikon dapat digunakan untuk mengidentifikasi kata-kata atau frasa yang membawa sentimen, yang kemudian digunakan sebagai fitur dalam model pembelajaran mesin untuk klasifikasi sentimen.
  4. Pendekatan berbasis aspek (Aspect Based): Pendekatan ini berfokus pada menganalisis sentimen terhadap aspek atau entitas tertentu dalam teks. Ini melibatkan identifikasi dan ekstraksi aspek atau entitas yang menarik minat, dan kemudian menentukan sentimen yang terkait dengan masing-masing aspek. Pendekatan ini umumnya digunakan dalam ulasan produk atau analisis media sosial.
  5. Pendekatan pembelajaran mendalam (Deep Learning): Teknik pembelajaran mendalam, seperti Jaringan Saraf Rekuren (RNN), Jaringan Saraf Konvolusi (CNN), atau model Transformer seperti BERT, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam analisis sentimen. Model-model ini dapat mempelajari pola-pola kompleks dan menangkap informasi kontekstual dari teks, yang mengarah pada peningkatan akurasi klasifikasi sentimen.
  6. Pendekatan berbasis aturan (Rule Based): Pendekatan ini melibatkan definisi seperangkat aturan atau pola untuk mengidentifikasi sentimen dalam teks. Aturan-aturan ini dapat didasarkan pada pola-pola linguistik, struktur sintaktik, atau pengetahuan domain tertentu. Pendekatan berbasis aturan sering digunakan dalam kombinasi dengan teknik lain untuk meningkatkan analisis sentimen.
  7. Pendekatan berbasis emosi (Emotion Based): Pendekatan ini berfokus pada analisis konten emosional dalam teks daripada hanya polaritas sentimen. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan emosi yang diekspresikan dalam teks, seperti kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, atau ketakutan. Analisis sentimen berbasis emosi dapat memberikan pemahaman yang lebih nuansa tentang konten afektif dalam teks.

Ini adalah beberapa pendekatan utama dalam analisis sentimen, dan para peneliti sering menggabungkan atau menyesuaikan pendekatan-pendekatan ini berdasarkan persyaratan khusus dari tugas analisis mereka.

https://link.springer.com/article/10.1007/s10462-023-10442-2

Kerangka Kerja Analisis Sentimen

Kerangka kerja sentiment analisis secara umum dalam artikel ini terdiri dari empat modul utama, yaitu:

  1. Pengumpulan dan Standarisasi Data (Data Collecting): Modul ini berfokus pada pengumpulan data yang relevan untuk analisis sentiment. Data yang dikumpulkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti platform online, situs web, atau basis data publik. Selain itu, modul ini juga mencakup langkah-langkah untuk melakukan standarisasi data agar sesuai dengan kebutuhan analisis sentiment.
  2. Pra-pemrosesan Data (Data Pre-Processing): Modul ini melibatkan langkah-langkah untuk membersihkan dan mempersiapkan data sebelum dilakukan analisis sentiment. Pra-pemrosesan data meliputi penghapusan karakter khusus, tokenisasi, penghapusan stop word, stemming, dan normalisasi teks.
  3. Ekstraksi Fitur atau Kata Kunci (Feature Extraction): Modul ini bertujuan untuk mengidentifikasi kata-kata atau fitur yang mewakili sentimen keseluruhan dari dataset. Metode yang digunakan untuk ekstraksi fitur dapat beragam, seperti pendekatan berbasis kamus, pendekatan berbasis statistik, atau pendekatan berbasis pembelajaran mesin.
  4. Prediksi atau Klasifikasi Sentimen (Sentiment Classification/Prediction): Modul ini melibatkan penggunaan teknik-teknik untuk memprediksi atau mengklasifikasikan sentimen yang terkait dengan kata kunci atau seluruh kalimat atau dokumen, sesuai dengan kebutuhan analisis. Beberapa teknik yang umum digunakan termasuk pendekatan berbasis pembelajaran mesin, seperti klasifikasi berbasis aturan, klasifikasi berbasis fitur, atau klasifikasi berbasis jaringan saraf.

Selain empat modul utama tersebut, artikel ini juga membahas modul opsional yang melibatkan ringkasan sentimen keseluruhan dari dataset. Modul ini melibatkan penggunaan teknik-teknik seperti penggalian opini, pengelompokan sentimen, atau metode berbasis graf untuk menghasilkan ringkasan sentimen yang mewakili keseluruhan dataset.

Kerangka kerja ini memberikan panduan umum bagi para peneliti dan praktisi dalam merancang dan mengimplementasikan model analisis sentiment yang efektif.

Fitur Ekstraksi yang digunakan

Dalam artikel ini, terdapat beberapa teknik ekstraksi fitur yang dibahas. Berikut adalah beberapa teknik ekstraksi fitur yang dianggap efektif dalam artikel ini:

  1. N-grams: Penggunaan n-grams, seperti unigram (satu kata), bigram (dua kata), atau n-gram yang lebih tinggi, dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan hubungan antara kata-kata dalam teks. Penggunaan n-grams dapat meningkatkan kinerja klasifikasi sentiment dengan mempertimbangkan konteks kata-kata yang saling berdekatan.
  2. Graf Berbasis Kata: Pendekatan berbasis graf, seperti TextRank atau NE-Rank, dapat digunakan untuk mengekstraksi kata-kata kunci dari teks. Dalam pendekatan ini, kata-kata dianggap sebagai simpul dalam graf, dan hubungan antara kata-kata diwakili oleh edge. Metrik sentralitas, seperti degree centrality atau betweenness centrality, dapat digunakan untuk menentukan peringkat kata-kata kunci berdasarkan hubungan mereka dengan kata-kata lain dalam teks.
  3. Word Embeddings: Penggunaan word embeddings, seperti Word2Vec atau GloVe, dapat membantu dalam menggambarkan kata-kata dalam ruang vektor yang memiliki representasi semantik. Dengan menggunakan word embeddings, fitur-fitur kata-kata dapat diekstraksi berdasarkan kedekatan mereka dalam ruang vektor. Fitur-fitur ini dapat digunakan dalam model klasifikasi sentiment.
  4. Sentiment Lexicons: Lexicon berbasis sentimen, seperti SentiWordNet atau AFINN, dapat digunakan untuk mengekstraksi fitur-fitur sentimen dari teks. Lexicon ini berisi daftar kata-kata yang telah diberi label sentimen (positif, negatif, atau netral). Dengan menggunakan lexicon ini, fitur-fitur sentimen dapat diekstraksi berdasarkan kehadiran kata-kata sentimen dalam teks.

Setiap teknik ekstraksi fitur ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan teknik ekstraksi fitur terbaik tergantung pada konteks dan tujuan analisis sentiment yang spesifik. Dalam artikel ini, tidak ada satu teknik ekstraksi fitur yang secara eksplisit disebutkan sebagai yang paling baik. Namun, artikel ini memberikan gambaran umum tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam ekstraksi fitur dalam analisis sentiment.

Tren Riset Sentiment Analysis di Masa Depan

Masa depan riset sentiment analysis menjanjikan banyak potensi dan peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Berikut adalah beberapa arah riset yang mungkin dijelajahi dalam masa depan:

  1. Analisis Sentimen Multimodal: Sentiment analysis saat ini banyak berfokus pada teks, namun di masa depan, riset dapat melibatkan analisis sentimen pada data multimodal, seperti gambar, video, dan suara. Integrasi data dari berbagai sumber ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang sentimen yang terkandung dalam konten multimedia.
  2. Analisis Sentimen Berbasis Konteks: Konteks sangat penting dalam memahami sentimen. Riset masa depan dapat berfokus pada pengembangan metode yang lebih baik untuk memperhitungkan konteks dalam analisis sentimen, termasuk konteks sosial, budaya, dan temporal. Hal ini dapat membantu meningkatkan akurasi dan relevansi analisis sentimen.
  3. Analisis Sentimen Berbasis Domain: Setiap domain memiliki karakteristik dan terminologi yang unik. Riset masa depan dapat berfokus pada pengembangan model analisis sentimen yang lebih spesifik untuk domain-domain tertentu, seperti kesehatan, politik, atau finansial. Pendekatan ini dapat membantu meningkatkan kinerja analisis sentimen dalam konteks domain yang spesifik.
  4. Analisis Sentimen Berbasis Pengalaman Pengguna: Pengalaman pengguna dapat mempengaruhi sentimen mereka terhadap produk, layanan, atau platform tertentu. Riset masa depan dapat berfokus pada pengembangan metode untuk menggabungkan data sentimen dengan data pengalaman pengguna, seperti ulasan, umpan balik, atau interaksi pengguna. Hal ini dapat membantu dalam memahami sentimen pengguna secara lebih komprehensif.
  5. Analisis Sentimen Berbasis Bahasa: Bahasa adalah aspek penting dalam analisis sentimen. Riset masa depan dapat berfokus pada pengembangan metode analisis sentimen yang lebih baik untuk bahasa-bahasa yang kurang dipelajari atau memiliki karakteristik linguistik yang kompleks. Hal ini dapat membantu dalam memperluas cakupan analisis sentimen ke berbagai bahasa.
  6. Analisis Sentimen Real-time: Dalam era informasi yang cepat, analisis sentimen real-time menjadi semakin penting. Riset masa depan dapat berfokus pada pengembangan metode analisis sentimen yang dapat bekerja secara real-time untuk menghasilkan informasi sentimen yang lebih cepat dan akurat.
  7. Analisis Sentimen Berbasis Kecerdasan Buatan: Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam analisis sentimen terus berkembang. Riset masa depan dapat berfokus pada pengembangan teknik AI yang lebih canggih, seperti deep learning atau reinforcement learning, untuk meningkatkan kinerja analisis sentimen.

Masa depan riset sentiment analysis menawarkan banyak peluang untuk inovasi dan pengembangan lebih lanjut. Dengan terus menjelajahi dan mengembangkan teknik dan pendekatan baru, analisis sentimen dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang sentimen manusia dalam berbagai konteks dan domain.

Sumber

--

--